Stand Up Comedy dan Differensiasi
Nah ini artikel kedua mengenai yang inspirasi dari stand up comedy, pas baca artikel dibawa "loh kok topiknya mirip" haha, yah iyalah lah wong nongkrongnya bareng semalem wkwk. Cuma kalo di bawah artikelnya berkisah seputar "Nyali" artikel yang saya tulis ini berkisah soal Differensiasi, jadi bedah yah walaupun pengantarnya mirip. Let ge it on.
Mengisi waktu di hari minggu, saya bersama beberapa sahabat kemarin sore datang ke Bober Cafe untuk menyaksikan stand up comedy. Sudah cukup lama sebetulnya pengen menyaksikan seperti apa sih stand up comedy ini kalau secara life (kebetulan di Metro TV saya pernah lihar versi on airnya). Nah kemarin ini momentnya kebetulan pas, dua anak kantor (aditya dan Zyred) akan "open mic" (Istilah manggungnya), jadi berlabuh lah ke Bober Cafe.
Yak singkat kata acaranya dimulai, total mungkin 13-15 Comic (orang yang melakukan open mic) yang tampil pada malam tersebut, ada yang betul-betul membuat saya dan penonton saya tertawa sampai menangis karena penampilannya yang kocak dan materi yang dibawakannya sangat lucu dan menarik, namun ada juga yang membuat saya pribadi dan mungkin juga penonton berguman "Naon Sih" (Bahasa bandung, yang kurang lebih artinya "apaan sih") please deh ga lucu banget dan "kriiikkkk, kriiikkkk" penuh hening saking ga lucunya hahaha (tetep sih kasih tepuk tangan sebagai penghargaan hehe). Tapi it's ok lah, seperti kata sahabat saya di bawa, "Butuh Nyali Sop" buat "open mic", lucu ga lucu urusan belakanganlah, yang penting tampil dulu.
Saya jadi berpikir kemudian setelah menyaksikan stand up comedy kemarin (tentu bukan berpikir untuk "open mic" karena sumpah pasti ga lucu kalo saya "open mic), saya saya jadi berpikir mengapa ada Comic yang mampu membuat orang tertawa terpingkal-pingkal sampai menangis sangkin kocaknya tapi ada juga yang cenderung "garink" dan tidak kocak sampe sempat adik saya di sebelah sibuk dengan bb nya sendiri, mungkin dalam bahasa marketingnya mengapa ada brand yang demikian menarik untuk dibeli dan dikonsumsi tapi ada pulah yang tidak menarik untuk dibeli (walaupun kadang kalo sebetulnya secara produk sangat bagus).
Setelah saya amati perbedaaan antara Comic yang menarik dengan yang tidak adalah Differensiasi. Ok yuk kita diskusikan 3 bentuk differesiasi yang inspirasinya saya ambil dari bukunya Hermawan dan Open Mic semalam.
Pertama Differensiasi Konten
Beberapa Comic yang kurang menarik cenderung membawakan konten (materi open mic) yang cenderung sama itu-itu saja tanpa ada sesuatu yang betul-betul baru kita dengar, istilahnya udah ketebak jadi ga lucu. Bahkan dibeberapa Comic materinya sampai lupa sehingga harus off atau buka contekan. Sementara beberapa Comic yang kocak dan sukses membuat gelak tawa mampu mengemas konten dengan sangat baik, cukup unik dan tidak pasaran sehingga sangat menarik untuk didengarkan. Istilahnya kalo gua konsumen "yes, ini yang pengen gua denger materinya, keren dan ga pasaran".
Konten dalan ilmu marketing merupakan salah satu "pembeda" yang sangat penting untuk sebuah brand bisa sukses dalam menghadapi persaingan, memang kadang differesiasi konten ini adalah bentuk differensiasi yang paling mudah ditiru oleh kompetitor apalagi bila kontennya tidak terlalu spesif unik dan memiliki paten sehingga tidak mungkin ditiru oleh kompetitor.
Nah jika sulit membuat differensiasi melalui konten apa dong yang harus dilakukan? buatlah differensiasi melalui konteks. how to.
Kedua Differensiasi Konteks
Kembali lagi ke acara stand up, ada beberapa Comic yang sebetulnya membawakan materi yang sama-sama ajah berkisar seputar wanita, pria dan seks, yang menariknya kok ada yang kemudian sangat kocak tapi ada juga yang "hmmmmmmm, ok deh". Dari pengamatan singkat, walaupun materinya tidak jauh berbeda, namun beberapa Comic ini mampu membawakan "konten" yang sama tersebut dengan gaya dan penampilan yang sangat menarik melalui Mimik Muka, Gerakan anggota Tubuh dan Interaksi dengan penonton sehingga fokus penonton tidak hanyak pada materinya namun juga pada cara orang tersebut "how to" menyampaikan materinya.
Sering kali di dalam dunia marketing, konten produk satu dengan lainnya sebetulnya tidak jauh-jauh berbeda dan cenderung sama saja, namun kemudian ada brand yang dipilih lebih banyak konsumen dibandingkan brand lainnya hanya karena brand yang dipilih tersebut menampilkan brandnya dengna cara yang berdeda. Coba kita lihat beberapa iklan brand yang pesan komunikasinya "mengandung omega ....., lemak tak jenuh bla bla...." "mengandung vitamin .......", "orang pintar minum bla ......", memang kalo ga minum ga jadi orang pinta hahaha. Yah tapi memang harus demikian karena bila hanya menonjolkan sisi konten tentu menjadi tidak menarik untuk di "beli".
Nah yang ketiga ini yang sulit, buat saya ada beberapa komik yang memang "berbakat lucu" bahkan sebelum tampil hehe, hal ini dimungkinkan karena secara fisik orang tersebut memang udah lucu dan cara bicaranya sudah "bawaan" juga aneh, jadi differensiasi nya memang terbentuk karena "infrastruktur"nya.
Differensiasi bentuk ini dalam beberapa hal sangat sulit ditiru, namun dalam bisnis kadang kala masalah "infrastruktur" ini adalah masalah Modal, skill dan teknologi. Jika ada modal dan skill maka tinggal tunggu waktu untuk differesiasi ini ditiru dan dimodifikasi oleh perusahan lain.
So ada yang mau coba Open Mic? Dateng ajah ke Bober Cafe atau cek timelinya @standupindo_bdg (bukan iklan)
Creative Sales Partner
Sumber. 360dewan.com
Posting Komentar