Hypno Marketing
Bertemu dengan salah seorang maestro sulap pasti jadi hiburan tersendiri seperti saya dan teman-teman beberapa hari lalu memiliki waktu khusus bertemu dan ngobrol dengan Denny Darko. Tapi spesialnya karena saat itu ia tidak mendemonstrasikan kami dengan trik sulap tapi mendemonstrasikan sebuah taktik marketing bernama “Hypno Marketing” tentu kita semua pernah mendengar ya, atau paling tidak dengan mendengar katanya saja kita sudah bisa sedikit berfikir seperti apa itu Hypno Marketing.
Pasalnya, Denny akan segera menerbitkan buku dengan tema Hypno Marketing. Wah.. sudah ga sabar pengen belajar lebih jauh tentang itu tapi selagi belum terbit bukunya, saya jadi penasaran untuk googling soal Hypno Marketing ini.
Kesimpulannya dari hasil googling saya, sebagian besar membahas tentang baik buruknya si Hypno Marketing ini karena banyak yang berpendapat bahwa Hypno Marketing memiliki niat yang buruk, bagi mereka yang belum memahami secara penuh bisa jadi berfikir bahwa kita menghipnotis seseorang untuk mau membeli produk kita. Nah apakah betul demikian? Bisa simak ulasannya berikut ini yang saya pelajari dari demonstrasi yang dilakukan oleh Denny kepada salah seorang teman kami, di mana Denny mengarahkan orang tersebut untuk menentukan sebuah pilihan, namun secara psikologi seseorang tersebut merasa dia yang memilih sendiri.
Dari demonstrasi tersebut berikut adalah beberapa kesimpulan saya tentang Hypno Marketing :
1. Kenali target market Anda!
Yang namanya Hypno Marketing tentu tidak jahat seperti yang disebut-sebut banyak orang, karena Hypno Marketing ini adalah sebuah tools. Sama seperti tools penjualan lainnya. Jika digunakan untuk menjual produk yang buruk dan bertujuan membohongi konsumen, maka tools apa saja bisa jadi buruk. Begitu juga dengan Hypno Marketing. Metode hipnotis sendiri juga bukan merupakan metode yang bertujuan jahat, karena banyak di dunia medis yang menggunakan ilmu hipnotis sebagai jalur untuk penyembuhan pasien.
Nah kata”hypno” dalam Hypno Marketing memiliki makna untuk menggiring konsumen melakukan keputusan pembelian yang mereka buat sendiri. “arahan” yang diciptakan ini bisa berupa gambar, tulisan, kata-kata atau apa saja, selama bentuknya adalah komunikasi kepada konsumen. jadi sebenarnya ini bukan sesuatu yang baru, lantaran selama ini pun kita juga sudah sering melakukan atau bahkan jadi “korban” (bisa positif bisa negatif yah makna korbannya praktek Hypno Marketing.
Contohnya adalah produk rokok. Praktek komunikasi dari produk rokok jelas-jelas “menghipnotis” atau kata yang lebih ringannya adalah “mengedukasi” “mendoktrin” “mempersepsikan” bahwa mengkonsumsi rokok adalah keren atau anak muda banget atau gaul. Nah para generasi muda yang jadi merokok mungkin adalah hasil dari praktek Hypno Marketing yang dilakukan oleh para merk rokok.
Lalu beda lagi dengan kita orang dewasa yang sangat suka dengan brand Starbucks misalnya, karena selama ini kita menjadi “audiens” dalam komunikasi brand Starbucks yang cukup menghipnotis, kita jadi memiliki persepsi bahwa Starbucks adalah brand yang lifestyle dengan kopi berkualitas. Namun apakah hanya Starbucks yang memproduksi kopi berkualitas? Tentu tidak kan?
Jadi kunci pertama dari Hypno Marketing adalah mengenali target market kita. Karena setelah kita mengenali target market kita, maka kita menjadi tahu apa yang harus kita komunikasikan kepada mereka agar mereka menyukai atau bahkan mau membeli produk kita.
2. Jadilah sahabat! Lakukan pendekatan personal!
Poin yang kedua yang saya perhatikan adalah dalam melakukan Hypno Marketing kita perlu menjadi “dekat” dengan konsumen kita. Tentu Anda lebih percaya pada seseorang yang sudah Anda kenal bukan? Dibandingkan dengan orang asing?
Seperti pada saat Denny mendemonstrasikan praktek Hypno Marketing ini, Denny seringkali mengajak si audiens berbicara hal-hal lain yang bersifat personal. Begitu juga dengan kebutuhan brand, untuk dapat mendekatkan diri dengan para target market agar menjadi figur yang dapat dipercaya.
3. Gunakan bahasa yang mengarahkan!
Ada satu kutipan yang menarik pada saat saya mempelajari Hypno Marketing ini di internet, kutipannya berbunyi berikut ini :
Contoh yang sering dipakai di dunia penjualan direct selling atau MLM atau asuransi adalah yang disebut dengan “binding”, yaitu memberikan saran yang berbeda, namun artinya sama, yakni membeli, Misalnya,"Silakan anda putuskan untuk membeli sekarang atau lima menit lagi”, “Sambil berpikir, putuskan beli sekarang”, “Mau dikirim atau dibawa sendiri”, dan sebagainya.
Hipnotis untuk menjual, apakah hal itu tidak bertentangan dengan moral dan etika bisnis? Jika Anda sudah membaca buku Tung Desem Waringin yang berjudul Marketing Revolution tentu Anda pun sudah mengetahui beberapa taktik bahasa/kalimat yang mengarahkan konsumen untuk mau membeli. Hal ini juga masuk dalam praktek Hypno Marketing. Jadi pada saat Anda akan menyusun copywriting media promosi/kata-kata dari tim sales Anda, pastikan Anda sudah mempelajari berbagai taktik tersebut.
Jadi, setelah Anda membaca tentang Hypno Marketing di atas, Anda menjadi sadarkan bahwa ternyata apa yang kita jalankan saat ini pun seringkali sudah menjadi bagian dari praktek Hypno Marketing. Namun dalam buku yang akan diterbitkan oleh Denny Darko tersebut tentu akan mengulas lebih dalam dan memaparkan berbagai langkah langsung yang bisa kita manfaatkan dalam proses pemasaran produk kita.
Sekali lagi saya sebutkan bahwa Hypo Marketing bukan sesuatu yang buruk, namun kembali lagi pada produk apa yang kita jual. Apabila produk yang kita jual dapat merusak atau menurunkan value di konsumen, mau memakai Hypno Marketing, atau strategi/taktik marketing apapun tetap jadinya jahat. Tapi sebaliknya, jika kita yakin produk kita dapat meningkatkan value para konsumen, tentu hal tersebut menjadi baik adanya.
Semoga sharing ini bermanfaat, dan Anda baru saja menjadi korban hipnotis artikel ini karena Anda lebih memilih membaca artikel ini daripada melakukan kegiatan lain dalam waktu yang sama.
creative sales
Sumber gambar 4s.io
Posting Komentar