Twitter Buzzer dan Brand


Istilah Twitter Buzzer akhir-akhir ini jika mantengin dunia online khususnya twitter menjadi salah satu topik yang cukup sering dibicarakan. Bagaimana tidak, sejak maraknya twitter beberapa tahun ke belakang ini tiba-tiba muncul media iklan baru untuk brand yang bisa dikatakan punya power yg cukup besar untuk mendorong para pemilik brand untuk melakukan placement yaitu twitter buzzer

Di creasionbrand sendiri, sudah sangat sering menggunakan buzzer di twitter untuk mempublikasikan campaign brand dan klien-klien creasionbrand. Baik itu brand retail bahkan sampai brand keuangan kami menggunakan buzzer untuk berbagai keperluan campaign. Hasilnya? Ada yang sesuai dengan objectives ada juga yang tidak mencapai objectives yang diinginkan, namun dalam beberapa kesempatan saya menemukan bahwa efektivitas twitter buzzer ini bahkan jauh lebih efektif dibandingkan media konvensional yang biasa digunakan sebelumnya.

Nah pertanyaannya yang muncul tentunya, kapan dan atas dasar apa kita memutuskan untuk menggunakan buzzer dan buzzer yang mana yang sebaiknya dipilih untuk brand campaign kita?


A. Pemilihan buzzer

Hal pertama
yang harus diperhatikan dalam memilih buzzer adalah followernya. Selain jumlah followernya, kita harus betul-betul pelajari  profile follower dari buzzer tersebut apakah sesuai dengan profile dari target market kita. Katakalan Brand kita berdomisili di bandung dan menyasar onilne user yg secara umur cukup jauh rentangnya 15-40 nah dengan profile sepertinya ini mungkin yang cocok adalah @infobdg atau @infobandung yang memang memiliki follower rata-rata orang bandung dengan rentang usia seperti profile market kita. (Gambar @infobdg)

Atau contoh lain bila brand kita adalah brand kesehatan , maka pemiilhan buzzer yang tepat adalah buzzer yang juga membicara soal kesehatan karena kemungkinan besar followernya juga adalah orang-orang yang pedulu dengan kesehatan. Contoh @dennysantoso adalah buzzer yang tepat untuk produk yang berkisar soal kesehatan apalagi berhubungan dengan nutrisi dan fitness tentunya sesuai dengan positioning beliau. (Gambar denny santoso)

Hal kedua
Adalah biaya yang diberikan tentunya karena menyangkut cost. Karena media twitter ini termasuk baru, dari yang saya amati tidak ada standart harga yang betul-betul bisa dijadikan patokan. Ada yang 1 kali tweet 500 ribu - 3 juta, ada yang 1 bulan 2-4 juta, ada juga yang bisa nego kalo RT (retweet) harga bisa sangat murah dan ada juga yang base on objectives, misal maksud kita menggunakan buzzer tersebut adalah menambah follower, jadi mereka kasih harga untuk misal 10 ribu follower harganya 3 juta dengan jangka waktu 3 bulan. Dan banyak lagi scheme-scheme harga yang ada.

Buat saya sendiri sih ujung-ujungnya trial dan evaluation, jadi dicoba dulu beberapa buzzer dan diukur sejauh mana buzzer ini bisa memenuhi objectives yang sudah di buat. Dan itu dilakukan kadang dengan menggunakan beberapa buzzer yang mirip sekaligus untuk melihat efektivitas masing-masing buzzer tersebut.

Hal Ketiga
Engagement dan content dari twitter si buzzer. Hal ini juga harus menjadi perhatian berapa banyak misalnya yang sering merespon dalam bentuk RT dan Favorite setiap campaign yang tweet oleh di buzzer, memang tidak bisa dijadikan ukuran utama namun tetap harus diperhatikan. Dalam sisi content, apakah di buzzer aktif mengisi TL nya dengan content yang sesuai dengan positioning di buzzer, ato malah jangan-jangan misalnya ga pernah update TL nya.

Content TL dalam tulisan sebelumnya merupakan hal yang sangat penting untuk follower bisa engage dengan sebuah ID twitter, jadi buat saya pribadi hal ini menjadi pertimbangan yang sangat mendasar dalam memilih buzzer.


B. Buzzer vs Media Konvensional
Saya termasuk yang sangat percaya bahwa pada suatu titik tertentu media social seperti twitter jauh lebih efektif dibandingkan media konvensional. Hal ini sudah saya buktikan sendiri untuk sebuah acara brand activation klien creasionbrand. Dengan budget 5 kali lebih murah dibandingkan media konvensional, amazingly  promo yang dilakukan melalui twitter malah menghasilkan 3 kali lebih besar dari media konvensional, notes *biaya lebih murah 5 kalinya*.

Nah namun dibalilk itu semua, tetap saya juga percaya sekali media konvensional dalam beberapa hal tetap tidak bisa ditandingin oleh media social manapun karena sifatnya yang masih localized, luas coveragenya seperti TV, personal touch dan tentu target marketnya itu sendiri.

Jadi kembali lagi, menggunakan buzzer atau tidak kuncinya ada pada target market Brand kita. Selamat mencoba.

Share this post :

Posting Komentar

TENTANG SAYA

Foto saya
TRENGGALEK, JAWA TIMUR, Indonesia
Nama : Miftakhul Huda Trenggalek vzuiko@yahoo.com
 
Support : Creating Website | |
Copyright © 2011. اللهم صل علي سيدنا ومولنا محمد - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by
Proudly powered by Blogger