Like to Undress
Sebuah campaign memang sebaiknya dibuat dengan sebuah tujuan yang jelas apakah itu untuk menambah jumlah fans, ataupun meningkatkan engagement dengan audience dan konsumen.
Buat saya, pertama kali melihat campaign Brand Stussy Amsterdam – Like to Undress: Smart!! Terlepas dari tema campaign nya yang “Sensual” (tentu tidak cocok untuk di Indonesia) saya kira campaign ini cukup cerdas dan mampu memanfaatkan sisi keingintahuan manusia. Memancing orang dengan ajakan reveal something yang membuat orang lain penasaran memang salah satu kunci menarik yang seringkali “dimainkan” oleh para brand manager atau marketer, hanya saja dalam hal ini Stussy Amsterdam cukup cerdas menerapkan dalam campaign nya.
Secara garis besar campaign ini sebenarnya menampilkan seorang wanita dengan pakaian lengkap, berlapis-lapis dan bertopi. Yang perlu dilakukan oleh visitor hanyalah meng klik Like button, maka yang terjadi adalah si wanita akan melepaskan atribut yang digunakannya satu persatu, setiap klik like dari visitor akan menyebabkan si wanita menanggalkan atribut yang digunakannya, tapi kita tidak bisa meng klik lebih dari satu kali. Karena kita tdk bisa mengklik lebih dari 1 kali, maka disediakanlah tombol “share” dan “invite to undress”, jadi ibaratnya kalau kita ingin melihat si wanita semakin banyak menanggalkan atribut, kita harus meminta teman atau kenalan kita untuk meng klik juga tombol “like to undress”
Pada dasarnya kita, baik sebagai konsumen ataupun non konsumen sangat suka sekali jika dilibatkan dalam sebuah campaign, baik yang bersifat komersil maupun yang tdk komersil, baik yang sifatnya sosial ataupun hanya sekedar “ikut2an”, misalnya ketika fenomena “KOWAWA” begitu HIP nya di twitter, baik yang tau atau tdk tau artinyapun langsung follow untuk menggunakakan kata2 KOWAWA itu. Fenomena “ikut2an” tersebut sebenarnya bisa saja terjadi secara “organik” atau pun direncanakan oleh si pemilik brand, maka ada beberapa pertimbangan yang penting untuk diperhatikan:
1. Campaign Objective
Salah satu hal yang wajib untuk di rumuskan adalah tujuan dari campaign yang akan digelar, penting karena tujuan inilah yang akan menentukan point2 selanjutnya.
2. Target Audience
Setelah menentukan tujuan campaign, maka hal yang ga kalah penting adalah pilih dan tentukan siapa saja audience yang diinginkan untuk menerima campaign kita. Hal ini penting karena kita harus menciptakan campaign dan tools yang tepat untuk orang yang tepat sehingga objectives yang kita buat dapat tercapai.
3. Habit & willingness to share
Campaign yang berhasil salah satunya adalah campaign yang memiliki coverage / jangkauan yang sangat luas (awareness), maka peran dari audience yang juga bisa menjadi “agen penyebar” juga perlu untuk dicermati, dalam kasus Stussy Like to undress ini audience yang dituju lebih kepada tipikal orang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, sehingga dia dengan sendiri nya akan berusaha untuk meng undress :p
4. Legal & proper
Untuk menjamin kelancaran campaign kita, aspek tidak melanggar hukum, culture dan habit tempat kita campaign ini sangat penting sekali. Salah-salah malah campaign atau brand kita dicekal dan dilarang untuk beredar di daerah atau bahkan negara tertentu. Kalau campaign nya Stussy Like to undress ini seperti nya tidak mungkin di jalankan di Indonesia seperti nya, karena mungkin tidak cocok dengan culture ketimuran
5. Message
Kunci dari semua komunikasi adalah pesan yang ingin disampaikan apakah dapat diterima dan manarik bagi target market untuk kemudian melakukan action (membeli atau melakukan spreading) pesang yang kita buat.
6. Libatkan influencer
Tidak bisa dipungkiri pemilik brand atau PR sebuah brand sangat terbantu dengan adanya orang2 yang berlaku sebagai influencer, brand influencer yang saya maksud disini adalah influencer dalam arti sebenarnya, yaitu orang-orang yang bisa berperan sebagai agent atau dengan sukarela willing to spread our campaign message kepada setiap orang yang dia akses. Dan biasanya influencer disini lebih bersifat queen bee (baca: memiliki banyak pengikut)
7. Easy to involve
Permudah cara audience terlibat dengan campaign kita, hal ini juga penting dilakukan bagi PR dan marketing manager. Semakin mudah kita men share sebuah campaign dan mengakses campaign kita, maka semakin baik, misal seperti yang dilakukan Stussy Like to undress, mereka bukan hanya menyediakan tombol share saja, tapi juga tombol invite to undress.
8. Compliment (hadiah)
Setiap effort selalu layak di apresiasi, compliment yang diberikan tidak harus berupa nominal atau barang. Namun, akan jauh lebih baik jika compliment tetap diberikan bagi audience yang telah ikut serta dalam campaign kita.
creative sales
Posting Komentar