Beberapa tahun kebelakang ketika sebuah bisnis dihadapkan dengan sebuah kebutuhan media placement (promosi) mungkin kita akan langsung terasosiasi kedalam beberapa media yang masih bersifat konvensional yang biasa digunakan sejak jama dulu, sampai pada akhirnya beberapa tahun terakhir ini muncul dan berkembang social media yang salah satunya adalah si burung Twitter yang pada awal kemunculannya diperuntukan sebagai media sosial (interaksi sosial secara online).
Dalam perjalanannya si burung kini berkembang menjadi sebuah bisnis salah satunya selain sebagai channel pemasaran adalah sebagai channel media placement (promosi). Nah berbicara mengenai fungsi sebagai channel media placement (promosi) disini saya hanya ingin sedikit berbagi pandangan pribadi mengenai 10 alasan kenapa kita harus memilih bahkan mulai untuk mempertimbangkan alokasi budget promosi melalui media twitter.
Twitter saat ini seringkali diidentikan dengan media “low cost high impact”, why? Yah karena memang biayanya sepengalaman saya lebih rendah dibandingkan dengan media konvensional dalam beberapa case pemasaran. Misal kita ambil contoh bagaimana Ma Icih bisa sukses dengan memanfaatkan twitter sebagai saluran promosinya. Bayangkan bila brand Ma Icih dibangun dengan media seperti TV ataupun billboard, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk menjangkau pasar secara nasional di bandingkan dengan twitter?
2. Large Coverage
Secara matematis online user di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya, angka 60 juta online user nampaknya masih belum cukup bagi Indonesia. Mengenai social media Facebook di akses 38 juta orang setiap harinya, dimana di satu sisi Twitter sudah mendekati angka 19 juta user. Angka-angka tersebut bagi para pebisnis merupakan sebuah peluang yang sangat besar terlebih dimana bagi social media faktor jarak, ruang, dan waktu bukan menjadi halangan lagi.
Masih memikirkan cost oprasional produksi flyer, brochure, billboard, iklan koran, belum termasuk cost SDM canvasing mungkin? forget those things dude karena melalui twitter cost produksi seperti itu tidak diperlukan (not necessarry) kecuali anda menggunakan agency hehe“menggunakan social media sebagai channel promosi (media placement) kuncinya adalah powerfull konten & persuasif copywriting pada materi Tweet”.
Nah ini mungkin yang masih dipertanyakan di dunia twitter, bagaimana kita tahu itu spesifik target market kita dan komunitas yang kita bangun? Sebetulnya kita bisa melakukan track sampai leads source untuk hal ini sehingga kita bisa mengukur dengan lebih spesifik apakah mereka target market atau bukan. Atau bisa juga kita lihat dari sisi monetize iklan atau komunitas yang kita bangun, apakah sesuai dengan target yang kita inginkan atau tidak, dari sini kita dapat menilai apakah target marketnya sudah tepat.
Nah mungkin di sini saya ingin membahas sedikit mengapa di social media dinilai lebih flexible dibandingkan dengan beberapa media konvensional yang biasanya timing (schedulle) untuk media placement masih kurang flexible. Di twitter kita bisa menentukan channel (buzzer influencer mana yang akan kita gunakan sebagai media promosi), menentukan waktu placement (reguler), bahkan menentukan waktu placement didasari oleh target market behaviour (example : pada jam-jam tertentu dimana rate akses Twitter di akses sangat tinggi). Hal tersebut saya kira secara tidak langsung akan memiliki impact terhadap pengalokasikan budget media placement menjadi lebih efektif dan efisien.
Seperti yang pernah saya jelaskan dalam salah satu artikel, salah satu sifat twitter sebagai social media adalah komunikasi dua arah (two ways communication) yang memungkinkan akan terjadinya interaksi secara langsung dengan target market pada saat itu, dimana didalamnya akan terjadi interaksi komunikasi (online) kita merespon target market dan mengarahkannya kepada objektif tertentu.
twitter juga menghasilkan direct feedback dari target market, sebagai contoh kita bisa mengetahui sejauh mana respon dari target market mengenai material konten Tweet yang di keluarkan “(kita bisa mengetahui efek media placement saat itu juga berbeda dengan beberapa media konvensional yang sifatnya cenderung delayed feedback)”.
Sifat lainnya yang dimiliki oleh twitter adalah viral mode dimana media ini bisa menyebarkan sebuah informasi secara cepat tanpa bisa di control penyebarannya. Banyangkan jika materi promosi kita di rekomendasikan atau di re-tweet oleh salah satu target market, dengan demikian secara otomatis follower yang meretweet bisa membaca materi promosi yang kita buzz. Kembali kuncinya dalam hal ini adalah faktor konten yang dinilai menarik dan bermanfaat bagi audience.
Di twitter kita bisa mencreate sebuah konten material Tweet yang secara langsung mendirect target market (konsumen) kepada link tertentu yang tentu saja sudah dihubungkan dengan portal bisnis kita di dunia online, misalkan dalam konten Twett kita cantumkan link Facebook, Blog, atau Website kita.
Keunggulan lainnya social media dibandingkan media konvensional adalah faktor measurement, kemajuan teknologi informasi nampaknya menjadi faktor utama kenapa bisa begitu. Melalui media online, “dengan banyaknya tools-tools yang mempermudah tugas kita saat menggunakan social media juga terdapat beberapa tools yang bisa mengukur sejauh mana impact atau efect dari media placement kita”. Kita bisa mengukur sejauh mana respon dari audience yang membaca iklan promosi kita, seberapa besar yang me retweet, berapa banyak yang mengakses link yang kita cantumkan, dan sejauh mana efektifitas interaksi dengan follower (target market).
Tapi tapi, perlu diingat pemasaran adalah sebuah dunia yang dinamis di mana strategi yang berhasil terhadap sebuah brand blom tentu cocok dengan brand lainnya. Istilahnya “tergantung”, jadi twitter yang kita bahaspun blom tentu bahkan bisa jadi tidak pas untuk produk yang memang masih lebih cocok dengan media konvensional. Namun tidak ada salahnya untuk sekedar mengetahui, yah ga?.
Posting Komentar