Sejarah Gunung Papandayan di Garut

Sejarah Gunung Papandayan di Garut- Gunung Papandayan adalah gunung yang memanjang di selatan kota Bandung. Gunung ini terletak di Kabupaten Garut cukup populer di kalangan warga Jawa Barat karena banyaknya wisatawan dan pendaki yang mengunjungi gunung ini. Gunung Papandayan, salah satu harta karun Garut yang harus dikunjungi. Tempat ini menjadi spot terbaik untuk menanti sang surya menampakkan dirinya di Bumi. Setiap pagi, para pendaki akan berbondong-bondong pergi ke bagian timur untuk melihat matahari terbit.

Sejarah Gunung Papandayan di Garut

Sejarah Gunung Papandayan di Garut

Potensi Wisata
Daya tarik Wisata Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi wisatawan diantaranya: 

Kawah Papandayan 
Merupakan komplek gunung berapi yang masih aktif seluas 10 Ha. Pada komplek kawah terdapat lubang-lubang magma yang besar maupun kecil, dari lubang-lubang tersebut keluar asap/uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang unik. 

• Blok Pondok Saladah 
Merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha, dengan ketinggian 2.288 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini mengalir sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini sangat cocok untuk tempat berkemah.

 • Blok Sumber Air Panas 
Letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang dan berhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan kawasan ini memiliki panorama alam yang indah dengan lingkungan yang relatif masih utuh dan alami yang ditunjang dengan kesejukan udara. 

Kegiatan Wisata Alam yang dapat dilakukan : 
1. Menikmati keindahan dan keunikan alam 
2. Lintas alam 
3. Berkemah 
4. Memotret 
5. Mandi air yang mengandung belerang, untuk pengobatan penyakit kulit.

Letusan
Papandayan tercatat beberapa kali erupsi. Di antaranya pada 1773, 1923, 1942, 1993, dan 2003. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2951 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km.

Pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan gempa yang berpusat di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924, suhu Kawah Mas meningkat dari 364 derajat Celsius menjadi 500 derajat Celcius. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di Kawah Mas dan Kawah Baru dan menghancurkan hutan. Sementara letusan material hampir mencapai Cisurupan. Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di Kawah Nangklak. Pada tahun 1926 sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas.

Sejak April 2006 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Papandayan ditingkatkan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik. Pada 7-16 April 2008 Terjadi peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas (245-262 derajat Celsius), dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat pH berkurang dan konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status Papandayan kembali meningkat menjadi level 2.

Share this post :

Posting Komentar

TENTANG SAYA

Foto saya
TRENGGALEK, JAWA TIMUR, Indonesia
Nama : Miftakhul Huda Trenggalek vzuiko@yahoo.com
 
Support : Creating Website | |
Copyright © 2011. اللهم صل علي سيدنا ومولنا محمد - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by
Proudly powered by Blogger