Begitu banyak doktrin-doktrin bisnis yang sering kita baca dari berbagai buku, majalah maupun artikel atau ajaran dari banyak guru yang mungkin memenuhi pikiran kita, yang seolah adalah sebuah kebenaran mutlak dalam sebuah bisnis. Ada kalanya atau mungkin semua teori tadi adalah benar jika diterapkan dengan pemahaman yang benar tapi akan menjadi salah jika kita terlalu harfiah dalam memaknai sebuah teori jika tidak mengkaji, memaknai dan menganalisis dari sudut pandang teori yang lain. Kali ini kita akan bahas 5 hal yang bisa menjadi jebakan jika kita secara tidak bijaksana mengurai dan mengimplementasikan sebuah teori.
Kalau ditanya tentang sebuah produk handphone yang bermerk Nokia, siapa yang tidak mengenal produk ini. Dari hasil riset yang terdapat di www.rankingthebrands.com, diperoleh data bahwa Nokia termasuk di dalam 50 brand terkemuka di dunia, wowowo luar biasa bukan mungkin kalau kita hitung secara matematika brand awareness Nokia di atas 60% di dunia. Kenyataannya berdasarkan berita di situs pers.nokia.com(14/6/2012), bahwa mereka telah memPHK 10,000 karyawannya untuk tujuan efisiensi guna mempertahankan operasional perusahaan, karena penjualannya mengalami penurunan yang drastis. Kenapa bisa brand setenar Nokia bisa mengalami masa suram seperti saat ini, jawabannya karena brand ini sudah tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar. Jadi tidak cukup terkenal saja untuk menjadi laku tetapi sebuah Brand harus menjadi terkenal dan selalu dapat menjawab perubahan kebutuhan dari konsumen.
Kedua : Produk Bagus Ga Perlu Khawatir Ga Dibeli
Kalau ada yang ngomong kaya ini, jawabannya salah! Pernah dalam satu kesempatan saya pernah memberikan pelatihan bisnis kepada para pelaku bisnis UKM bordir di Tasik Malaya. Selama 2 hari selain memberikan pelatihan sayapun diajak berkeliling dan melihat proses pembuatan bordir yang menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang bagus dan rapi.
Dengan produk yang berkualitas ini masalah tetap saja muncul, yaitu produk ini kurang pembeli. Lho kok bisa?ya mungkin saja karena dipengaruhi 2 faktor, pertama barang yang bagus ini tidak banyak terdistribusi di berbagai kota potemsial di Indonesia yang kedua tidak adanyabrand dan marketing tools seperti website dan katalog produk yang membuat calon pembeli mengetahui keberadaan mereka. Jualan itu butuh eksis supaya dikenal banyak orang, baik melalui dukungan distribusi yang bagus maupun komunikasi yang konsisten.
Jika kondisinya seperti ini ga butuh waktu lama, sudah dipastikan sistemnya akan berantakan lagi, karena semakin bagus sistem yang dimiliki berarti SDM yang menjalankannya harus semakin handal dalam artian memiliki kompetensi yang tepat sesuai kebutuhan sistem yang ada dan disiplin. Akan menjadi percuma jika sistem yang sudah ada disebuah perusahaan sudah sangat bagus dan rapi tetapi saat pelaksanaan selalu dijalankan dengan toleransi karena SDM yang menjalankan tidak memahami sistem yang diterapkan dan tidak disiplin. Sistem yang baik tentu saja akan dapat menekan tingkat efisiensi jumlah SDM tapi di sisi lain membutuhkan SDM yang berkualitas dan handal.
Sempat terdengar dari seorang kawan, bahwa tujuan dari marketing adalah Branding, menurut saya ini krang tepat. Memang betul Branding dapat membantu dalam pencapaian bisnis yang sukses tetapi jika mengacu pada hakikat dasarnya tujuan adanya bisnis adalah profit, dan berbagai hal yang terkait dalam bisnis, baik mulai dari operasional, keuangan, SDM sampai marketing memiliki satu tujuan yaitu mengoptimalkan keuntungan dengan caranya sendiri-sendiri.
Divisi keuangan berusaha membuat cash flow perusahaan menjadi rasional antara pengeluaran dan pendapatan sehingga sedapat mungkin menekan biaya untuk menghasilkan income yang brelatif besar secara proporsional, divisi operasional memiliki tugas menciptakan proses yang efektif dan efisien sehingga tidak terdapat banyak idle capacity di operasional perusahaan, sedangkan divisi HRD berusaha sedapat mungkin memperoleh orang-porang handal guna bisa menciptakan kinerja perusahaan terbaik guna menghasilkan output terbaik dan Marketing tidak diragukan lagi bertugas melakukan berbagai upaya guna membuat pasar/konsumen mau mengkonsumsi produk yang dijual baik melalui program membangun brand maupun sales
Memang betul saat ini dunia online sedang mengalami pertumbuhan yang mencengangkan di dunia, dan Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi fokus pengamatan dunia karena dampak perkembangan ini. Sebagai negara penguna facebook peringkat 3 dunia dan pengguna twitter peringkat 5 dunia didukung juga dengan menjadi peringkat 6 negara pengkonsumsi handphone di dunia cukup mengukuhkan pamor Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi luar biasa di dunia digital.
Tapi kalau coba kita detilkan data yang ada secara jumlah pengguna facebook adalah 40 juta dan pengguna twitter berkisar sampai 19 juta dari total 220 juta penduduk Indonesia. Kita tidak dapat menutup mata bahwa secara prosentase yang belum melek teknologi digital di Indonesia juga masih banyak, jadi aktifitas offline marketing belum mati.
Paling bijak adalah kita menggabungkan online dan offline marketing untuk menggarap pasar Indonesia yang demikian besar, sehingga kita bisa menggarap share yang lebih besar dari penduduk Indonesia yang luar biasa besar ini.
Posting Komentar