19 juta lebih user. Twitter kini menjelma menjadi salah satu channel iklan yang cukup gencar digunakan oleh brand maupun individu untuk berbagai kepentingan mulai dari membangun komunitas, menginformasikan discount, launching buku, info seminar dan bahkan pemasang lowongan kerjapun sudah mulai melirik channel ini untuk beriklan.
Okelah kita tidak lagi membahas komparasi antar satu media dengan twitter karena faktor ini bisa melibatkan banyak faktor dan pengukuran. Namun hal ini bisa dijadikan sebuah insight di mana channel iklan melalui twitter sudah mulai dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai salah satu media promosi bagi brand maupun personal dan sebagai marketer kita harus bisa memahami strategi beriklan melalui media ini.
Coba yuk kita bahas apa saja yang penting dalam beriklan melalui buzzer di twitter.
Iklan tweet seperti sangat tergantung pada kekuatan“content” dari tweet itu sendiri, sebagai pengiklan kita harus betul-betul bisa memahami dengan siapa kita berbicara dan apa yang membuat “follower” dari buzzer tersebut tertarik untuk “do something” dengan iklan kita tersebut, apakah itu melakukan retweet, mem favorite iklan kita ataupun men klik iklan tersebut untuk kemudian masuk ke dalam landing pages/ website dari iklan tersebut.
Kemampuan membuat “copy writing” dalam hal ini sangat penting, 140 karakter buat saya sama halnya kita harus membuat sebuah “headline” yang akan menentukan apakah seseorang akan mengambil tindakan untuk “do something”. Gagal membuat “headline” ini maka iklan twitter kita akan berlalu begitu saja, mungkin terlihat tapi yah hanya itu.
Coba bandingkan dua kalimat di bawah”
“Ikuti seminar personal branding di bandung, untuk pendaftaran silahkan telepon ......)“Ingin terkenal, sukses dan kaya? Ini rahasianya, Personal Branding Seminar, call ........)
Mana yang lebih menarik untuk di klik? ........ jawab sendiri ajah deh.
Selain copywriting, beberapa campaign juga sangat mengandalkan “offering” yang menarik yang bisa “memaksa” yang membaca timeline untuk melakukan klik link, favorite maupun RT seperti menjanjikan hadiah-hadiah yang menarik, mengajak berkontribusi untuk kegiatan social ataupun campaign yang bersifat gerakan dukungan.
Yah intinya, konten adalah kunci dalam beriklan di twitter, jadi sebelum di launch ada baiknya di test dulu di media yang lebih terbatas misalnya twitter pribadi dan tim kantor, pasang analytic khusus dan lihat bagaimana hasil testnya. Buat beberapa timeline (kalimat iklan) untuk dijadikan comparasi.
Nah ini tidak kalah pentingnya nih, pemilihan buzzer (twitter ID untuk kita beriklan) sangat penting sekali bagi sebuah brand. Kadang-kadang ada brand yang penting buzzer nya followernya banyak tapi tidak mengerti ukuran lain dalam memutuskan menggunakan buzzer tersebut. Yes banyaknya follower memang sebuah indikator penting untuk memiliki buzzer, namun juga beberapa hal yan perlu diperhatikan seperti contoh di bawah:
Nah jika dilihat influencial Topic dari pepatahku misalnya terdiri dari (Social Network, Mobile Advertising dan Branding) maka jika perusahaan kita memiliki target market yang sesuai dengan topic-topic dari pepatahku maka ini bisa dijadi pertimbangan untuk memilih buzzer ini sebagai buzzer brand kita.
Atau misalnya kita merupakan perusahaan finance, banking katakanlah, menggunakan buzzer @DokterCinta_ID tentu bukan merupakan pilihan yang tepat karena ini sih lebih cocok untuk akun remaja, namun menggunakan buzzer seperti @merryriana @safirsenduk atau @AidilAkbar mungkin jauh lebih tepat dari sisi segmen market yang dituju, walaupun data follower buzzer tersebut lebih sering tidak ada ukuran pastinya berapa besar profile segmen sesungguhnya, namun setidaknya kita bisa lihat dari sisi influence Topicnya di kloud.com dan timeline topic bahasan yang dilakukan oleh buzzer sehari-harinya.
Cara lainperhatikan graphic ini
Nah dengan follower 900K si pepatahku memiliki True Reach mencapai 2M yang artinya dengan jumlah follower 900K buzzer ini bisa menginfluence sampai 2M user twitter, 2 kali dari jumlah followernya (bahasa sederhananya banyak yg RT atau ad Comment di setiap tweet yang dibuat oleh pepatahku). Ada buzzer yang mungkin memiliki follower lebih banyak dari @pepatahku sampai 1.5M namun ternyata True Reach nya bahkan tidak melebih 900K. Nah analisa True Reach ini juga bisa dijadikan dasar pertimbangan dalam memilih buzzer. Selain tentunya yang paling sederhana lihat graphic Kloud Scourenya seperti di bawah.
Yah ini tentu “penting’ dalam segala hal hehe karena berhubungan dengan budget dan target. Tapi intinya biaya buzzer yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan jumlah follower dan analisa “kekuatan” dari buzzer tersebut mulai dari Kloud Scorenya, Comparasi True Reach dan berbagai ukuran lainnya yang bisa digunakan. Itu dari sisi teknis, kalo sudah terbiasa sih ujung-ujungnya data leads, klik dan efektivitas campaign yang pernah kita lakukanlah yang menjadi kunci memilih buzzer.
Ini termasuk bagian wajib dalam beriklan di twitter, dengan keterbatasan 140 karakter hampir mustahil untuk sebuah brand menyampaikan semua pesan campaignnya di media twitter sehingga tentu dibutuhkan sebuah landing pages/ website ataupun blog di mana informasi lengkap mengenai campaign tersebut dapat di akses oleh target market.
Misal nih sederhananya Anda bikin kuizz contoh http://www.mifx.com/monexvaganza/ nah twitterkhan hanya terbatas untuk menginfromasikan kuizz tersebut dengan timeline yang menarik, berikutnya tentu orang harus mengunjungin landing pages kuizz tersebut untuk bisa mengikuti kuizz tersebut.
Ukuran kesukssan campaign melalui buzzer twitter bisa dilihat dari objectives ketika melakukan campaign tersebut, secara general ada beberapa ukuran yang bisa dijadikan patokan dalam melakukan campaign via media ini seperti:
A. Jumlah Klik
Jumlah orang yang melakukan klik dari iklan twitter yang kita lakukan. Ini ukuran yang paling mudah dilihat tentunya, tapi tidak setiap brand mau pengukurannya hanya berkisar pada klik, kalo itu sih yah pilih ajah buzzer dengan jumlah follower paling banyak, beres.
B. Jumlah Leads
Nah ini sudah dibuat lebih advance yaitu pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah leads yang dihasilkan dari campaign yang dibuat. Ini butuh landing pages khusus di mana campaign harus dibuat campaign yang mengharuskan yang mengikuti campaign tersebut memasukan database baik itu berupa email maupun telepon.
C. Follower/ Fans
Pengukuran ini dilihat dari pertambahan jumlah follower twitter atau fans facebook misalnya. Saya lebih suka base on targeting ke buzzernya jika targetnya follower atau fans, bukan per tweet karena ukurannya per akusisi followernya jadi lebih mudah apalagi bila akun twitter dan facebook kita memang baru.
D. Sales
Nah ini paling susah nih karena tentu banyak faktor, namun as a business man tentu ujung-ujungnyakan dodolan, jadi suka tidak suka kita harus bisa melakukan track dari efektivitas campaign melalui twitter ke sales. Contoh gampangnya ajah, dari 1000 leads yang masuk misalnya, dalam 1-3 bulan berapa yang kemudian menjadi pelanggan/ pembeli brand kita, di cek cross ajah datanya (gampangnya gitu).
E. Jumlah Reach
Ini yang juga paling simple, jumlah reach/ jangkauan tweet yang bisa dihasilkan dari sebuah campaign, masalah kadang sulit mengukur "real" reader yang membaca iklan tersebut karena itu pengukuran ini tidak bisa dijadikan dasar yang kuat untuk aktifitas campaign via twitter.
Masih banyak lagi pengukuran untuk campaign via twitter ini, intinya objective brand kita apa, bisa ajah misalnya tinkat engagement, jumlah RT, conversation dll yang menjadi ukurannya.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar